- KINERJA PEMBANGUNAN WILAYAH
Pembangunan
wilayah bertujuan untuk meningkatkan daya saing wilayah, meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, mengurangi ketimpangan antarwilayah, serta memajukan
kehidupan masyarakat. Pembangunan wilayah yang strategis dan berkualitas
menjadi harapan setiap daerah di Indonesia.
- 1. PERKEMBANGAN INDIKATOR UTAMA
Pembangunan
wilayah selain meningkatkan daya saing wilayah juga mengupayakan keseimbangan
pembangunan antardaerah sesuai dengan potensinya masing-masing. Perkembangan
indikator utama dalam pembangunan wilayah meliputi pertumbuhan ekonomi,
pengurangan pengangguran, dan pengurangan kemiskinan dapat menggambarkan
capaian kinerja pembangunan wilayah secara umum.
1.1.1.Pertumbuhan
Ekonomi
Potensi
kekayaan alam di Provinsi Kalimantan Timur melimpah, yang berasal dari hasil
hutan, perkebunan, pertanian, perikanan, dan pertambangan. Sektor pertambangan
telah mampu menyumbang lebih dari 40 persen perekonomian di Kalimantan Timur
dengan komoditas utama minyak dan gas. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur
terus mengalami perlambatan atau menurun dalam periode 2011–2013 (Gambar 1).
Selama kurun waktu 2011-2014 kinerja perekonomian Provinsi Kalimantan Timur
memiliki laju pertumbuhan rata-rata 4,02 persen, melambatnya pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Timur pada tahun 2014 salah satu penyebabnya karena pengaruh
dari produksi sektor pertambangan yang mendominasi dan pertumbuhan sektor
negatif (-0,11%). Kegiatan ekonomi utama masih bersifat ekstraktif,memanfaatkan
sumber daya alam secara langsung.
Selama
kurun waktu 2010-2014 pendapatan per kapita di Provinsi Kalimantan Timur
cenderung meningkat , lebih tinggi dari pendapatan per kapita nasional sampai
dengan tahun 2013 namun pada tahun 2014 lebih rendah dari nasional. Tingginya
pendapatan perkapita di Provinsi Kalimantan Timur tidak dapat digunakan untuk
mengukur besarnya pendapatan di lapangan. Dukungan pendapatan dari sektor
pertambangan mempengaruhi peningkatan pendapatan perkapita di Provinsi
Kalimantan Timur. Jika pada tahun 2010 rasio PDRB perkapita Provinsi Kalimantan
Timur dan PDB Nasional sebesar 406 persen, maka pada tahun 2014 rasionya
menurun menjadi 363 persen (Gambar 2). Hal ini menunjukkan pengaruh sektor
pertambangan mulai mengalami penurunan bagi peningkatan pendapatan perkapita di
provinsi ini.
1.1.2.Pengurangan
Pengangguran
Tingkat
pengangguran di Provinsi Kalimantan Timur berada di atas rata- rata tingkat
pengangguran nasional. Seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi, tingkat
pengangguran wilayah cenderung menurun pada tahun 2008-2015, yang menunjukkan
peningkatan angkatan kerja baru selama tahun 2008-2015 masih mampu diserap oleh
lapangan kerja yang tersedia.
Tingkat
pengangguran terbuka Provinsi Kalimantan Timur tahun 2008-2015 berkurang telah
berkurang sebesar 4,24 persen (Gambar 3).
1.1.3.Pengurangan
Kemiskinan
Tingginya
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalimantan Timur tidak berdampak signifikan
terhadap pengurangan tingkat kemiskinan di wilayah ini. Selama kurun waktu
2007-2014 persentase penduduk miskin di Provinsi Kalimantan Timur telah
berkurang sebesar 4,62 persen. Tingkat kemiskinan di wilayah ini lebih rendah
dibawah tingkat kemiskinan nasional, namun relatif masih tinggi di perdesaan
(Gambar 4). Kemiskinan disebabkan karena struktur sosial dalam masyarakat,
yaitu kurang mampunya memanfaatkan pengelolaan sumberdaya alam yang melimpah
akibat terbatasnya tingkat pendidikan dan pengetahuan yang dimiliki.
1.2.KUALITAS
PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA
Kualitas
pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan
ekonomi biasanya diikuti oleh pengurangan kemiskinan, peningkatan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), serta perluasan lapangan kerja.
1.2.1.Pertumbuhan
Ekonomi dan Pengurangan Kemiskinan
Gambar
5 menunjukkan persebaran kabupaten dan kota di Provinsi Kalimantan Timur
menurut rata-rata pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan tahun 2008
sampai dengan tahun 2013, dengan penjelasan sebagai berikut.
Pertama,
Kabupaten Pasir, Kutai Barat, Kutai Timur, Penajam Paser Utara termasuk
kabupaten dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan di
atas rata-rata provinsi. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi di kuadran ini dapat
mendorong pengurangan kemiskinan secara lebih cepat (pro-growth, pro-poor).
Tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah daerah adalah menjaga momentum
pertumbuhan ekonomi dengan tetap meningkatkan upaya pengurangan kemiskinan.
Kedua,
Kabupaten Bontang dan Kutai Kartanegara yang terletak di kuadran III dengan
rata-rata pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan di bawah rata-rata
provinsi (low growth, less pro-poor). Kinerja pembangunan daerah tersebut
menegaskan bahwa pemerintah daerah harus bekerja keras untuk mendorong
percepatan pembangunan ekonomi melalui peningkatan produkvititas sektor atau
kegiatan ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja secaralebih besar dari
golongan miskin. Selain itu, pemerintah daerah juga dituntut untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi berbagai kebijakan dan program pengurangan
kemiskinan.
Keempat,
Kabupaten Berau, Kota samarinda, dan Kota Balikpapan terletak di kuadran IV
termasuk kategori daerah dengan pertumbuhan ekonomi di bawah rata-rata, tapi
pengurangan kemiskinan di atas rata-rata (low growth, pro-poor). Tantangan yang
harus dihadapi oleh pemerintah daerah adalah menjaga efektvititas dan efisiensi
kebijakan dan program pengurangan kemiskinan, dan secara bersamaan mendorong
percepatan pembangunan ekonomi dengan prioritas sektor atau kegiatan ekonomi
yang punya potensi berkembang seperti pertanian, perkebunan, kelautan dan
perikanan, serta perdagangan dan jasa.
1.2.2.Pertumbuhan
Ekonomi dan Peningkatan IPM
Gambar
6 menunjukkan distribusi kabupaten dan kota di Provinsi Kalimantan Timur
berdasarkan rata-rata pertumbuhan ekonomi dan peningkatan IPM selama tahun
2008-2013.
Pertama,
Kabupaten Pasir, Berau, dan Kutai Timur terletak di kuadran I, merupakan daerah
dengan rata – rata pertumbuhan ekonomi dan peningkatan IPM di atas rata -rata
provinsi. Kondisi ini menyiratkan bahwa pertumbuhan ekonomi sejalan dengan
peningkatan IPM (pro-growth,pro-human development). Dengan kinerja yang baik
ini, tantangan yang dihadapi oleh pemerintah daerah adalah menjaga momentum
pertumbuhan dengan tetap meningkatkan produktivitas dan nilai tambah, dan
sekaligus mempertahankan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik di bidang
pendidikan dan kesehatan.
Kedua,
Kota Bontang dan Kutai Kartanegara terletak di Kuadran III dengan rata-rata
pertumbuhan ekonomi dan peningkatan IPM di bawah rata-rata provinsi (low
growth, less pro-human development). Kondisi ini menegaskan perlunya pemerintah
daerah membenahi pelayanan publik di bidang pendidikan dan kesehatan. Selain
itu, pemerintah daerah juga harus bekerja keras mendorong seluruh SKPD untuk
memacu pembangunan ekonomi dengan meningkatkan produktivitas dan nilai tambah
sektor dan kegiatan utama daerah.
Ketiga,
Kota Samarinda, Kota Balikpapan, Kutai Barat, dan Penajam Paser Utara terletak
di kuadran IV dengan rata-rata pertumbuhan tinggi di atas rata-rata, tapi
peningkatan IPM di bawah rata-rata (high-growth, less-pro human development).
Tantangan bagi pemerintah daerah adalah menjaga keseimbangan antara pembangunan
ekonomi dan peningkatan mutu pelayanan publik terutama di bidang pendidikan dan
kesehatan.
1.2.3.Pertumbuhan
Ekonomi dan Pengurangan Pengangguran
Gambar
7 menunjukkan persebaran kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur menurut
rata-rata pertumbuhan ekonomi dan pengurangan pengangguran selama tahun
2008-2013.
Pertama,Kota
Balikpapan, Kota Samarinda, dan Kabupaten Berau termasuk darah dengan rata-rata
pertumbuhan ekonomi dan pengurangan pengangguran di atas rata-rata provinsi.
Kondisi ini menyiratkan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat mendorong perluasan
lapangan kerja (pro-growth, pro-job). Tantangan yang dihadapi oleh pemerintah
daerah adalah menjaga momentum pertumbuhan dengan tetap meningkatkan
produktivitas dan nilai tambah sektor-sektor yang menyerap tenaga kerja seperti
pertanian, perkebunan, kelautan dan perikanan.
Kedua,Kota
Bontang yang terletak di kuadran II termasuk kategori daerah dengan pertumbuhan
ekonomi di bawah rata-rata, tapi pengurangan pengangguran di atas rata-rata(low
growth, pro-job). Hal ini mengindikasikan bahwa perluasan lapangan kerja
terjadi pada sektor ekonomi dengan pertumbuhan rendah seperti pertanian dan
perikanan.
Ketiga,
Kabupaten Kutai Kartanegara terletak di kuadran III dengan rata-rata
pertumbuhan ekonomi dan pengurangan pengangguran di bawah rata-rata provinsi
(low growth, less pro-job). Hal ini menegaskan bahwa pemerintah daerah harus
bekerja keras untuk memacu pengembangan sektor atau kegiatan ekonomi yang mampu
menyerap tenaga kerja secara lebih besar.
Keempat,
Kabupaten Penajam Paser Utara, Kutai Timur, Kutai Barat, dan Pasir terletak di
kuadran IV dengan rata-rata pertumbuhan tinggi di atas rata-rata, tapi
pengurangan pengangguran di bawah rata-rata (high-growth, less-pro job). Hal
ini menunjukan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi di wilayah tersebut,
tetapi tidak dapat menurunkan jumlah pengangguran. Daerah tersebut termasuk
daerah perkebunan, dan daerah perkotaan yang harus menampung migrasi penduduk
dari daerah perdesaan. Tantangan yang harus dihadapi adalah mendorong
pengembangan sektor dan kegiatan ekonomi yang menyerap tenaga kerja relatif
tinggi seperti pertanian dan perkebunan. Tantangan lainnya adalah mengembangkan
usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi yang mampu menyerap tenaga kerja di
sektor informal.
Nama
:
- Ayu Ningtiyas
- Matthew Agape Sitorus
- Nurul Husaidah
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar