Sabtu, 07 Oktober 2017

Masih Relevankah Koperasi Saat Ini ? ( Tugas 1 )


Ada namun tiada, begituh sepatah kata yang dapat menggambarkan keadaan koperasi di Indonesia. Koperasi pada awalnya dimulai pada abad ke-20 . Pada umumnya sejarah koperasi dimulai dari hasil usaha kecil yang spontan dan dilakukan oleh rakyat kecil. Kemampuan ekonomi yang rendah mendorong para usaha kecil untuk terlepas dari penderitaan .Secara spontan mereka ingin merubah hidupnya.
Di Indonesia  ide - ide perkoperasian diperkenalkan oleh, R. Aria Wiraatmadja yang pada tahun 1896 yang mendirikan sebuah Bank untuk para Pegawai Negeri. Karena semangat yang tinggi perkoperasian pun selanjutnya diteruskan oleh De Wolffvan Westerrode.
            Sejak kemunculannya pada zaman penjajahan lalu Indonesia merdeka, koperasi memiliki suatu posisi khusus sebagai soko guru pembangunan Indonesia. Tetapi kenyataannya yang ada saat ini, jangankan untuk menjadi soko guru pembangunan Indonesia, untuk mampu berdiri dan mandiri serta bersaing dengan swasta saja rasanya kemampuan koperasi di Indonesia masih terlalu jauh. Hal ini terjadi karena selama ini koperasi dikembangkan dengan dukungan kuat pemerintah dengan pemfokuskan pengembangan koperasi dalam 3 sektor, yaitu : program pembangunan secara sektoral, lembaga-lembaga pemerintah, dan perusahaan baik BUMN atau swasta. Dukungan pemerintah terhadap koperasi memang terlihat baik di luar, tetapi implikasi dari tindakan itu membuat keterlibatan masyarakat luas kurang berkembang dan memiskinkan kreatifitas dan kemandirian karena terus disuapi oleh pemerintah.
            Kurangnya kemandirian yang dialami oleh koperasi yang memunculkan ketergantungan terhadap dukungan pemerintah untuk pertumbuhan koperasi dengan selalu berharap pemerintah meluaskan captive market program. Selain itu, faktor lain yang membuat koperasi Indonesia saat ini belum mampu bersaing dengan swasta atau institusi pendukung ekonomi lainnya ialah tata kelola organisasi yang jauh dari ideal. Tata kelola organisasi dari koperasi saat ini terlihat sangat kompleks, rumit, dan tidak fleksibel. Tentunya hal ini jauh jika dibandingkan dengan sektor swasta yang telah memiliki standar tata kelola perusahaan yang disesuaikan dengan kebutuhan kerja.
Ketidakmampuan untuk bisa mandiri serta mengelola internal koperasi untuk bisa memenuhi tuntutan dunia usaha, berkontribusi untuk menyejahterakan masyarakat, dan para anggotanya, serta memperluas pangsa pasar, memunculkan pertanyaan besar: masih relevankah koperasi dalam era globalisasi saat ini dan di masa yang akan datang ? Ditambah lagi, pendekatan pengembangan koperasi yang dianut di Indonesia saat ini yang menjadikan koperasi sebagai instrumen pembangunan terbukti menimbulkan kelemahan dalam menjadikan dirinya sebagai koperasi yang memegang prinsip-prinsip dasar serta sebagai badan usaha yang kompetitif. . Para pelaku koperasi tidak bersungguh sungguh terjun ke bidang ekonomi produktif karena koperasi sendiri mempunyai beberapa kelemahan yang mendasar. Kelemahan yang jika tidak diatasi koperasi hanya akan menjadi sebuah pelajaran yang sangat ideal di kelas – kelas, di kampus – kampus,  ataupun di seminar – seminar, namun pada kenyataanya dilapangan tidak ada artinya. Kelemahan kopeasi yang mendasar ada 3 yaitu :
1.      Koperasi Mengalami Krisis Kepemimpinan
Jika sebuah masyarakat membentuk koperasi, ketika rapat menentukan kepengurusan siapa yang di pilih menjadi ketua dan jajaran kepengurusannya ? Biasanya orang – orang kaya, tokoh masyarakat, pegawai negeri yang nota benenya mereka tidak punya mental entrepreneurship. Ketidak hadiran mental wirausaha membuat koperasi menjadi buntu dan tidak berkembang.
Idealnya anggota koperasi memilih orang yang cakap, berjiwa muda, berjiwa entrepreneur serta amanah. Sosok ini bisa jadi anak muda yang baru lulus kuliah, atau seseorang yang memang dimasyarakat sudah terkenal kegigihannya didalam berusaha dan berbisnis. Sosok seperti inilah yang membawa koperasi mencapai kejayaan.
2.      Koperasi tidak Melakukan Difersifikasi atau Pelunasa bidang Usaha
Orang mungkin bosan berhadapan dengan  sales kredit dari sebuah koperasi simpan pinjam. Coba kalau koperasi melakukan perluasan bidang usaha. Kalau ada 1001 anggota berarti ada 1001 kemungkinan bidang usaha yang bisa dijalankan. Koperasi bisa bergerak di jasa angkutan, peternakan, pedagangan, perikanan, kelautan dan lain sebagainya.
3.      Anggota Koperasi Kurang atau Tidak Paham Bagaimana Usaha Perkoprasian
Banyak anggota koperasi yang hanya ikut – ikutan saja. Mereka tidak mengerti manfaat koperasi. Mereka terkadang ikut agar nanti mendapat pinjaman uang, setelah mendapat pinjaman mereka akan berhenti menjadi anggota. Pengetahuan tentang koperasi yang tidak tersosialisasikan dengan baik serta imange koperasi sebagai lembaga ekonomi yang tidak akan berkembang membuat anggota semakin pesimis.

Namun, relevan atau tidaknya tentu tidak bisa sembarang kita menjawabnya. Karena koperasi di Indonesia, bagaimanapun kondisinya saat ini, tetap memiliki peranan dan tujuan penting yang harusnya bisa menjadi booster bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Peranan nyata yang jelas membawa sebuah kemanfaatan yakni koperasi memiliki perhatiandan kepedulian terhadap aspek-aspek sosial seperti pendidikan, suasana sosial kemasyarakatan, pelestarian lingkungan hidup, serta pengembangan masyarakat. Tentunya semua hal ini tidak kita dapati dari institusi swasta yang notabene memiliki fokus yang luar biasa untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal dalam proses operasi perusahaan.
Tentunya banyak hal yang harus dipersiapkan dan diubah untuk kembali dalam jalur perkembangan yang baik. Menganalisis permasalahan yang terjadi maka dapat dirumuskan beberapa langkah bagi koperasi untuk bangkit dari stagnansi yang hadir saat ini.
  • Meningkatkan capacity building
Capacity building di koperasi merupakan sebuah keharusan, terutama dalam pengembangan teknologi, sistem operasi organisasi dan instrument organisasi serta—yang terpenting ialah—bagaimana koperasi bisa mengembangkan sumber daya manusia yang tersedia. Perhatian terhadap ketiga faktor ini harus menjadi fokus utama koperasi untuk mampu bersaing dengan alternatif bentuk institusi ekonomi lain. Ketiga hal ini akan menjadi pilar yang kokoh bagi koperasi untuk bisa terus mengembangkan sayap-sayap bisnis yang bisa dijalankan koperasi dengan tetap berusaha berkontribusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas serta anggota koperasi itu sendiri.
Langkah konkret tentunya harus dilakukan, bukan semata hanya menyentuh tataran konsep saja untuk bisa melakukan perbaikan. Untuk bisa berakselerasi mengejar ketertinggalan, koperasi di Indonesia idealnya perlu untuk memberikan pelatihan SDM di dalam koperasi. Tentu tidak hanya menyangkut bagaimana menjalankan sebuah koperasi yang baik, tetapi juga memberikan pemahaman mengenai peluang pasar, teknik produksi, pengawasan kualitas (dengan pelatihan bagaimana mendapatkan ISO), meningkatkan efisiensi dan training kewirausahaan untuk membentuk kemampuan serta kreatifitas dalam menjalankan bisnis. Training ini juga akan menghasilkan output peningkatan baik untuk koperasi maupun untuk SDM yang ada di koperasi.

  •  Memiliki database koperasi yang komprehensif
Melihat jauh tertinggalnya koperasi dibandingkan institusi ekonomi lainnya, rasanya sudah waktunya bagi pemerintah, dalam hal ini Kemenkop dan UKM, memiliki database lengkap dengan detail yang dimiliki. Misalnya, jumlah koperasi produsen menurut komoditi, daerah, bentuk, serta orientasi pasar seperti yang dilakukan oleh FAO untuk data pertanian dunia dan perbankan nasional untuk data debitur. Hal ini tentunya jelas sangat berguna karena informasi yang didapatkan jika dimanfaatkan dan diolah dengan baik dapat memberikan manfaat bagi perkembangan koperasi di masa yang akan datang.

  • Membuat standar manajemen tata kelola dan strategi umum koperasi
Dengan tata kelola yang baik serta strategi umum yang biasa digunakan oleh korporat swasta, maka sedikit banyaknya koperasi dapat mengejar ketertinggalan dalam proses operasi yang dilakukan selama ini. Apalagi jika koperasi dapat menerapkan teknologi jaringan informasi yang banyak dilakukan oleh swasta, hal ini akan sangat mengangkat kinerja dan produktifitas bisnis dari koperasi Indonesia.
Tentunya seluruh hal ini bisa memberikan dampak yang baik jika pihak-pihak yang peduli dan berkecimpung dalam dunia koperasi Indonesia mau bekerja bersama-sama untuk melihat perbaikan dan kemajuan koperasi Indonesia untuk bisa sejajar dan menjadi bagian penting dalam perekonomian Indonesia  serta untuk usaha mensejahterkan masyarakat saat ini dan di waktu yang akan datang.

Referensi :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Manajemen Sumber Daya Manusia

Bagaimana Persiapan dalam Menghadapi Wawancara Kerja baik Offline maupun Online ?             Dewasa ini, kita semua pasti sudah seri...